Akhlak Guru kepada Peserta Didik: Fondasi Pendidikan yang Berkarakter
Akhlak Guru kepada Peserta Didik : Fondasi Pendidikan yang Berkarakter. Bagaimana sih akhlak guru yang baik? Pertanyaan ini muncul sebab beberapa berita negatif tentang guru simpang siur di media sosial dipicu oleh cuitan kebencian seorang tiktokers muda yang mempunyai follower 2,5 juta lebih. Ibarat masakan yang dibumbui dan digoreng, berita ini menjadi semakin lezat. Ghibah massal ini menjadi viral yang tak kunjung usai karena muncul berita negatif lain tentang guru. Bermunculan pendapat yang membela guru ataupun oknum yang menghina guru. Sebagai seorang guru yang pernah menjadi murid, hal ini tentu sangat membuat hati sedih dan terenyuh.
Dunia pendidikan sedang berduka karena akhlak guru dipertanyakan. Tiktokers ini membela diri bahwa alasan dia membully guru seluruh Indonesia dengan julukan ’munafik’ atau bahkan ‘koruptor dana PIP dan dana BOS’ karena dulu saat dia sekolah telah diperlakukan tak adil oleh oknum guru. Dia menuntut gurunya tersebut harus meminta maaf lewat media, beberapa netizen yang mengaku sebagai temannya di SMA mengatakan tuduhan ini tak benar. Entahlah siapa yang benar. Hanya saja kita semua paham, seorang guru bukan hanya bertugas untuk mentransfer ilmu kepada murid, tetapi juga memiliki peran sebagai pendidik yang membentuk karakter dan akhlak murid.
Guru yang berakhlak baik akan menjadi teladan bagi murid-muridnya, menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, serta membangun generasi yang berilmu dan beradab. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk memahami dan mengamalkan akhlak yang baik dalam interaksi dengan murid-muridnya. Seorang guru dituntut untuk melakukan hal-hal, berikut:
1. Sabar, berempati penuh kasih sayang.
Seorang guru selalu dihadapkan berbagai sifat, karakter dan kecerdasan yang berbeda pada masing-masing muridnya. Dalam menghadapi berbagai karakter murid dengan latar belakang yang beragam tentu saja akan ada perbedaan daya serap murid dalam pembelajaran. Hal ini tentu memicu keadaan yang terkadang membutuhkan kesabaran. Guru yang sabar tidak mudah marah atau membentak murid ketika mereka melakukan kesalahan, tetapi justru membimbing mereka dengan penuh kasih sayang.
Kasih sayang dalam mendidik akan membuat murid merasa dihargai dan lebih bersemangat dalam belajar. Rasulullah SAW telah memberikan contoh terbaik dalam mendidik para sahabatnya dengan penuh kelembutan dan kesabaran, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang berilmu dan berakhlak mulia.
2. Teladan yang baik
Guru panutan bagi murid-muridnya. Jika mengajarkan nilai-nilai kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab, maka ia sendiri harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika guru mengajarkan murid agar tak terlambat masuk kelas, dan disiplin belajat maka guru juga harus melakukannya. Pribadinya menjadi contoh nyata, murid akan lebih mudah menyerap nilai-nilai moral yang diajarkan.
3. Adil memperlakukan semua murid
Sebuah kelas, tentu terdapat murid dengan berbagai latar belakang, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun tingkat kecerdasan. Guru yang berakhlak baik harus mampu bersikap adil kepada semua murid tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain. Jika berlaku sebaliknya, dapat menyebabkan murid merasa tidak dihargai dan bahkan kehilangan semangat belajar. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memberikan perhatian yang sama kepada semua murid dan tidak bersikap diskriminatif.
4. Memberikan Motivasi dan Dukungan
Guru adalah profesi yang mulia karena membimbing seorang anak manusia yang mempunyai akal dan kebebasan hak untuk berpendapat dan melakukan banyak hal sesuai keinginannya. Guru yang baik harus mampu mengenali potensi murid dan memberikan motivasi agar mereka lebih percaya diri dalam menggali kemampuannya.
Sebagai contoh, ketika seorang murid mengalami kesulitan dalam pelajaran, guru dapat memberikan dukungan dengan memberikan bimbingan tambahan atau sekadar memberikan kata-kata penyemangat agar mereka tidak mudah menyerah.
5. Menjaga Perkataan dan Sikap
Perkataan dan sikap seorang guru sangat berpengaruh terhadap psikologi murid. Kata-kata yang baik dan membangun akan memberikan dampak positif, sedangkan kata-kata yang kasar atau merendahkan dapat menurunkan rasa percaya diri murid.
Seorang guru hendaknya selalu memilih kata-kata yang santun dan membangun dalam setiap interaksi dengan murid. Selain itu, sikap menghargai dan mendengarkan pendapat murid juga penting untuk menciptakan hubungan yang baik antara guru dan murid.
Semua hal tersebut di atas adalah syarat menjadi guru yang berakhlak baik akan meninggalkan jejak yang mendalam dalam kehidupan murid-muridnya. Jejak kebaikan sepanjang masa yang akan mengantarkan murid kita menjadi penerus bangsa yang berkualitas. Bagaimana menjadi murid yang mempunyai masa depan kalau bertemu dengan guru yang pemarah? Tentu akan jadi cerita sedih yang lain. Apapun yang terjadi pada titokers viral saat ini, baik dia berbohong ataupun tidak bisa menjadi pembelajaran untuk guru seluruh Indonesia agar lebih bahagia dan semangat memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, marilah kita sebagai pendidik terus berupaya meningkatkan kualitas akhlak kita agar dapat memberikan yang terbaik bagi masa depan generasi penerus bangsa.
#pakgurupedia
Simak informasi pendidikan juga di pak gurupedia
Posting Komentar untuk "Akhlak Guru kepada Peserta Didik: Fondasi Pendidikan yang Berkarakter"