Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Guru adalah Dirigen dalam Orkestra Pembelajaran


Mengapa guru disimbolkan sebagai dirigen dalam sebuah orkestra? Guru, pemeran utama dalam menciptakan pembelajaran bermakna yang tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga mendalam dan bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran semacam ini tidak hanya mendorong murid untuk menyelesaikan tugas belajarnya, atau hanya mendapatkan nilai, tetapi sebagai pengalaman belajar yang mampu menggugah rasa ingin tahu, keterlibatan emosional, dan pengembangan karakter murid. Guru layaknya dirigen dalam orkestra di kelasnya, sebagai dirigen tentu mengetahui kelebihan dan kelemahan muridnya. Membentuk, mendorong dan membuat iringan lagu yang tepat sehingga menciptakan melodi yang indah. Mengaturnya sedemikian rupa, membuat strategi pengajaran yang dirancang untuk membantu murid memahami konsep secara menyeluruh, menghubungkannya dengan kehidupan nyata, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Alih-alih hanya menghafal fakta, murid dilatih untuk:
Memahami alasan sebuah konsep terjadi.
Menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan solusi terhadap permasalahan yang kompleks.
Melibatkan murid secara aktif melalui proyek, diskusi, simulasi, atau eksperimen.
Guru sebagai seorang dirigen dalam sebuah orkestra harus menjadi penengah atau fasilitator yang membantu murid  menemukan jawaban melalui eksplorasi dan diskusi serta eksperimen. Sehingga diharapkan murid mampu menemukan kaitan antar materi dengan dunia nyata berkat bimbingan guru. Murid juga diharapkan mampu berkolaborasi dengan tim menyelesaikan proyek yang kreatif, inovatif dan solutif
Pembelajaran ini tentu saja membutuhkan seni dalam berempati. Memahami apa yang diinginkan oleh murid agar mereka belajar dengan senang.
Strategi yang bisa digunakan oleh guru agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan adalah menggunakan:
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
Murid membuat proyek yang berisi penelitian, perencanaan, dan presentasi. Misalnya, membuat kampanye mencegah bulliying di sekolah.
2. Pembelajaran Interdisipliner
Menggabungkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pemahaman holistik. Contoh: proyek membuat lingkungan yang hijau dan bermuatan literasi dan numerasi. Murid bergotong royong menciptakan lingkungan sehat, bersih sesuai pembelajaran IPA, IPS. Serta menatanya dengan berbagai bacaan dan numerik yang sesuai dengan pembelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika.
3. Refleksi, Diskusi, Simulasi dan Role Playing
Murid terbiasa merefleksikan pelajaran dan mendiskusikannya dengan bebas, serta menggunakan simulasi atau permainan peran dalam berbagai tema, isu sosial dls
Berbagai strategi di atas diharapkan akan mampu membuat murid mumpuni dalam mengaplikasikan materi dalam kehidupan nyata, mampu memecahkan masalah hidup yang dihadapinya, mampu mengembangkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi serta suka belajar dimanapun dan kapanpun tanpa paksaan. Khususnya, dalam melakukan refleksi akan melatih murid untuk berempati dan lebih bijak dalam mengambil keputusan.
Tantangan yang dihadapi guru sebagai dirigen dalam orkestra pembelajaran ini adalah, waktu yang terbatas, kurangnya sumber daya manusia dan sarana prasarana serta yang tak kalah pentingnya adalah guru harus mampu memahami berbagai gaya belajar muridnya yang tentu different.
Di tangan guru, pembelajaran tidak hanya menjadi sarana transfer pengetahuan, tetapi juga transformasi, membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga peduli, kreatif, dan berdaya. Dalam pundak seorang guru yang handal, murid akan mampu menciptakan variasi lagu yang indah dalam nada yang syahdu
BIONARASI

Amilia Rahma Sania, sebagai guru di SMPN 2 Sumenep yang sangat hobi membaca dan menulis. Saat ini menjadi ketua gerakan literasi numerasi di sekolah yang dengan intens menggerakkan literasi membaca. Motto dalam hidup saya adalah, “Selalu bersemangat mencari ilmu dan menyebarkannya.”
Email/ WA: milarahma78@gmail.com/ 0852327189

5 komentar untuk "Guru adalah Dirigen dalam Orkestra Pembelajaran"

riez 27 Januari 2025 pukul 05.06 Hapus Komentar
Mantap cikgu Mila, teruslah berkarya melahirkan karya inspiratif
Faridatul Amaniyah 27 Januari 2025 pukul 05.32 Hapus Komentar
Mantaaaaps... Lanjutkan! Ditunggu karya berikutnya.
UmmiQ 27 Januari 2025 pukul 06.10 Hapus Komentar
Keren bu Mila, sangat Inspiratif!
endangsufiawati 27 Januari 2025 pukul 06.18 Hapus Komentar
Mantap bu Mila satu kata untuk bu Mila menginspirasi
Nene Chan 27 Januari 2025 pukul 15.40 Hapus Komentar
Dari judul artikelnya saja membuat saya tertarik membacanya, apalagi isinya yg tentu saja banyak dagingnya.. Semangat berkarya, Bu Mila..!!🥰